Wednesday, 27 January 2010
Papua Road Map Pintu Masuk Bagi Penyelesaian Papua
Papua Road Map Pintu Masuk Bagi Penyelesaian Papua
AKSI : Salah seorang masyarakat saat menyuarakan aspirasinya di kantor DPRD Mimika.[ft:Nusi/papos]
TIMIKA [PAPOS]- Dari hasil pra dialog Konsultasi Publik Dialog Papua yang digelar di Timika, Rabu (27/1) menegaskan bahwa Papua Road Map yang mulai digelar di kabupaten Jayawijaya (Wamena) dan Mimika, dinilai merupakan pintu masuk bagi penyelesaian segala permasalahan yang dirasakan warga masyarakat Papua selama ini.
Hal itu disampaikan fasilitator Jaringan Damai Papua (IDP), Pater Dr. Neles Tebay, Pr dan Dr. Muridan S. Widjoyo, disela-sela kegiatan. Bukan hanya Pater Dr. Neles Tebay, Pr dan Dr. Muridan S. Widjoyo yang berpendapat seperti itu, hampir sebagian besar peserta yang hadir juga mengungkap pendapatnya terkait pelaksanaan Dialog nasional tersebut.
“Kegiatan ini merupakan upaya untuk menemukan jalan keluar terhadap permasalahan yang selama ini dihadapi orang Papua, karena itu tidak ada TOR (Term of References-red) yang disediakan apa yang menjadi kemauan rakyat Papua. Tetapi kami tidak menjanjikan apapun juga mengenai hasilnya karena memang kita belum tahu hasilnya,” ujar Pater Neles Tebay saat membuka pra dialog Konsultasi Publik Dialog Papua yang dilaksanakan di Rumah Transit Bobaigo Keuskupan Timika, Rabu (27/1) dan diikuti 50 peserta dan undangan lainnya.
Dikatakan Neles, dialog ini bisa dikatakan sebagai kelanjutan dari pekerjaan yang sudah dilakukan sejak tahun 2009 lalu, dimana saat itu banyak warga Papua menanyakan bagaimana soal kelanjutan dialog orang Papua dengan pemerintah pusat di Jakarta sebelumnya. Tetapi pembicaraan demi pembicaraan dilakukan, tidak pernah kunjung selesai dan ada hasilnya.
“Hasil penelitian yang selanjutnya dilakukan, itulah yang kemudian lahir pelaksanaan Papua Road Map ini, akibat adanya empat pokok persoalan utama yang harus menjadi referensi bagi semua pihak untuk membicarakan berbagai permasalahan di Papua selama ini,” terangnya.
Disisi lain, dari penjelasan Muridan diketahui juga empat pokok itu diataranya terkait soal Marginalisasi yang dialami orang Papua, masalah pelanggaran HAM, pembangunan yang tidak merata dan persoalan kesetaraan yang selama ini dialami oleh kebanyakan orang Papua.
“Mau bicara dimana pun dan oleh siapapun, semua pihak ketika bicara soal Papua maka akan menghadapi persoalan pokok ini saja. Jadi ini yang harus dibuka salurannya, untuk dibicarakan dan kita mau ini dilakukan secara terbuka karena itulah maunya orang Papua,” tegas Muridan.
Dari keterangan Muridan usai pra Dialog, diketahui bahwa pra Dialog ini akan segera disusul oleh terjadinya dialog internal orang Papua, baik didalam negeri maupun luar negeri. Hal itu dimaksudkan, agar semuanya memiliki persepsi yang sama mengenai apa yang harus diselesaikan bersama pemerintah Jakarta.[Cr52]
Komentar:
Saudara MS Wijdjojo ini spertinya promosi bukunya. Tetapi ingat bahwa
penyelesaian masalah2 di Tanah Papua tidak didikte oleh penguasa di Jakarta
tetapi atas keinginan masyarakat Papua itu sendiri.Sebab apa yang menurut
jakarta cocok untuk Papua belum tentu dan itu Pasti berguna bagi pembagunan di
Tanah.Dan STOP kirim imigarsi di sini. bikin masalh saja termasuk TNI/Polri.Ke
sana paling2 tembak masyarakat asli khususnya di Pegunungan tengah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment