Wednesday 9 July 2008

TNI-Sipil Kembali Bentrok di Papua

KOMPAS

JAYAPURA [kompas.com] – Dalam sepekan ini terjadi tiga kali perkelahian antara oknum TNI dengan warga sipil Jayapura dan sekitarnya di Papua. Akibat kejadian empat anggota TNI dan seorang warga menderita luka parah dan harus dirawat di rumah sakit. Peristiwa tersebut terjadi di Kota Jayapura dan dua kabupaten pemekaran Jayapura, Sarmi dan Keerom.
Terakhir, Sabtu (5/7) malam, terjadi pengeroyokan terhadap dua anggota marinir Eri Enggar dan Abdul Kholik dengan beberapa warga di Kelurahan Hamadi Kota Jayapura. Pengeroyokan disebabkan salah paham antara kedua anggota Lantamal TNI AL dengan pelaku utama berinisial MY yang kini telah mendekam di sel Polresta Jayapura.
Pengeroyokan sebelumnya terjadi di Sarmi, Kabupaten Sarmi Papua pada 29 Juni 2008. Saat itu, pengeroyokan dilakukan 5 oknum TNI anggota Satgas TNI asal Sragen Jawa Tengah yang diperbantukan di Sarmi. Oknum pelaku itu masing-masing Kopral Bahri, Kopral Rico Laupesy, Prajurit Dua Mustaqim, Prajurit Satu Supriyono, dan Prajurit Dua Sugeng.Kasus pengeroyokan oleh oknum TNI ini baru terekspos ke media dan publik, Senin (7/7) kemarin, setelah korban Christian Aipasa yang semula dirawat di Puskesmas Sarmi dilarikan ke RSUD Jayapura. Ayah dua anak itu menjalani operasi tulang hidung yang remuk akibat hantaman popor laras panjang. Di bagian muka, kepala, dan leher terlihat luka memar dan bengkak-bengkak.Peristiwa bermula saat Christian hendak membebaskan tantenya Rita Nubiaf Imbiri yang dipukuli tanpa alasan oleh 5 oknum TNI itu. Tapi Christian malah menjadi sasaran pengeroyokan berikutnya. ”Mereka (oknum) tiba-tiba mencari orang Biak. Setelah melihat saya, mereka mengejar saya dan memukuli,” ujar Rita.Ihwal keterlambatan membawa korban ke RSUD Jayapura, menurut istri korban Ningsih, semula keluarga menunggu Kodim Sarmi yang berjanji akan mengantar korban ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan lebih baik. Tapi sampai lima hari ditunggu, tak kunjung ada kejelasan dari pihak Kodim.Oleh karena itu, kakak korban David Werinussa yang juga anggota provos Polres Jayapura langsung membawa Christian Aipasa ke RSUD Jayapura. ”Christian harus segera dibawa ke Jayapura agar luka-lukanya tidak semakin parah. Apalagi ternyata harus menjalani operasi di tulang hidungnya yang remuk karena popor senapan,” tutur David.”Tidak ada larangan untuk menyelamatkan (evakuasi) korban. Yang saya tegaskan, tindakan mereka (oknum TNI) termasuk pidana, harus diusut tuntas, dan diberi sanksi tegas,” ujar Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Papua, Letnan Kolonel (Inf) Imam Santosa. Kapendam mengatakan, Satgas seharusnya bertanggungjawab dalam perawatan korban. Tapi menurut penuturan isteri korban, hingga kemarin sore, belum ada seorang pejabat atau utusan Satgas, Kodim, Korem, maupun Kodam yang menjenguk korban.Peristiwa ketiga berlangsung juga terjadi tanggal 29 Juni pagi di Kampung Skamto Keerom. Dua anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Achmad Sofyanto dan Hendro menjadi korban penganiayaan oleh tiga warga setempat: John Isomo, Yakob Numbun, dan Hilarius Nofok. Kedua anggota Kopassus menderita luka-luka di sekujur tubuhnya dan dirawat di Puskesmas Arso, ibukota Keerom. (ich)

No comments: