Saturday, 18 July 2009

AS Jangan Dukung Separatis Papua

Ditulis oleh Ant/Papos
Jumat, 17 Juli 2009 00:00
New York (PAPOS) - Ketua MPR-RI Hidayat Nur Wahid meminta Amerika Serikat membantu Indonesia mengembangkan demokrasi dengan tidak memberikan dukungan terhadap upaya dan kegiatan separatisme di Papua.
"Saya sampaikan, untuk mengembangkan demokrasi, Indonesia perlu mengkonsentrasikan segala sumber daya yang dimiliki...Jangan sampai anggaran negara habis untuk membela kedaulatan wilayah," kata Hidayat di Washington, DC, ketika dihubungi ANTARA-New York, Rabu.

Hidayat menyampaikan harapan Indonesia itu ketika bertemu dengan beberapa anggota Kongres AS dalam lawatan satu harinya di Washington.

"Jadi, saya minta anggota-anggota Kongres untuk benar-benar membantu Indonesia karena yang saya dengar kadang-kadang masih ada beberapa anggota Kongres yang berupaya memunculkan masalah Papua di Kongres," kata Hidayat.

Ketua MPR mengatakan bahwa dalam pertemuannya dengan para anggota Kongres di Washington, isu tentang separatisme di Papua memang menjadi salah satu bahan pembicaraan.

Namun kendati menyangkut situasi Papua, menurut Hidayat dalam pertemuan itu tidak disinggung mengenai insiden baru-baru ini di Papua, termasuk penembakan akhir pekan lalu di kawasan PT Freeport Indonesia (PTFI) Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, yang menewaskan warga negara Australia Drew Nicholas Grant.

Sementara itu, selain pertemuan dengan anggota Kongres AS, selama di Washington, Hidayat juga memberikan pemaparan di forum masyarakat AS-Indonesia (Usindo) tentang peran MPR dalam menjaga demokrasi, termasuk dalam menyukseskan pemilihan presiden dan wakil presiden RI baru-baru ini.

Setelah dari Washington, Hidayat bertolak menuju Houston, Texas, untuk melakukan sosialisasi amendemen UUD 1945 dan putusan MPR.

Sosialisasi yang sama telah dilakukan anggota MPR di beberapa kota lainnya di AS pada tahun lalu, termasuk di Washington dan New York.

Dari Houston, Hidayat akan melanjutkan perjalanan ke Vietnam untuk sosialisasi serupa. (ant)

No comments: